Senin, 03 November 2014

Ide Pernikahan Murah: Berkeluarga mahal bok! Jadi nikahnya murah-murah aja..

Mendadak kepikiran ide buat resepsi pernikahan murah.. mungkin pernah ada yang ngelakuin ini, mungkin juga belum, entahlah. Cuma ini kepikiran mendadak gara-gara temen gue post di Facebook tentang resepsi pernikahan.

Kan gue pernah post kalo gue nggak mau bikin pesta pernikahan, sayang uangnya. Seandainya bisa begitu, ya gue mungkin akan begitu, tapi kalaupun harus bikin pesta.. mungkin gua cuma akan bikin semacam syukuran aja kali ya. Bisa..

- makan-makan di cafe/restoran tertentu bareng keluarga dekat, dan biar seru sewa band di restoran itu buat jadi pengisi acara (ini tapi tergantung cafe/restoran yang disewa juga, bisa jadi lebih murah atau malah sama mahalnya kayak resepsi)
- bikin syukuran sama anak yatim/orang miskin, tentunya ajak keluarga dekat (kasihan juga kan kalo mereka nggak diundang :p)
- bikin bingkisan yang di dalamnya ada pesan "kami sudah menikah", sebagai ganti nggak ngirim kartu undangan ke mereka yang seharusnya jadi tamu kalau ada resepsi. bingkisannya bisa cinderamata manis atau juga barang-barang yang ada manfaatnya kalo dipake (contoh notebook, gelas hiasan, album foto, terserah). atau bisa juga kirim kue ke mereka, bisa cake atau coklat terserah.
- nah kalo ide ini tuh pernah muncul juga beberapa tahun lalu, waktu lagi ikut ujian lari (pas kelas Penjaskes) di Lap. Saparua, Bandung. Jadi idenya bikin pesta pernikahan, tapi makanannya itu dari penjual gerobak gitu (lebih seru kalo semua yang dateng pake dress code yang sederhana aja gitu, nggak dandan lebay ala kondangan pada umunya) Sekalian sama pengantinnya juga pake yang gampang-gampang aja macam ini
sumber gambar: sini
terus keluarganya pada pake kaos aja, kayak gini..
sumber gambar: sini


Itu semua ide gila pernikahan murah yang pernah kepikiran sih, entah baru-baru ini entah dari lama.. dan sampai sejauh ini cuma segitu aja yang kepikiran..


Rabu, 08 Oktober 2014

Kokologi, Cara Seru Mengetes Kepribadian :) (Part 2)

Habis iseng baca-baca lagi pos lama.. terus jadi pengen pos kokologi lagi. Yuk, main kokologi lagi yuk! :D

Oh ya, ini kokologinya didapat dari aplikasi. Entah itu analisanya dapat dari mana. Tapi namanya juga mainan, no worries lah ya.. hihihi ;)

Kokologi

[1] Kamu adalah seekor kumbang kecil. Pada suatu musim semi yang nyaman, kamu memilih untuk menutup sayapmu dan berjalan-jalan. Tiba-tiba kamu menemukan tanaman bunga, lalu kamu jadi ingin beristirahat dengan membentangkan sayapmu di atas bunga itu. Bunga manakah yang kamu pilih untuk beristirahat?
a. Bunga kerdil yang paling pendek.                             b. Bunga yang paling tinggi dan panjang.
b. Bunga biasa yang tidak tinggi, tidak panjang,          d.  Bunga yang mekar paling besar.

[2] Kamu sedang bermimpi dan di dalam mimpi itu kamu berada di sebuah tempat yang gelap gulita. Kamu sedang berusaha sekuat tenaga untuk lari dari sesuatu yang mengejarmu, kamu tidak bisa berlari cepat karena kamu ketakutan. Lalu pelan-pelan kabut muncul dan menutupi jalan. Manakah yang mengejarmu?
a. Orang yang tidak terlihat/tanpa bentuk                              b. Seorang guru yang marah.
c. Makhluk misterius yang belum pernah kamu lihat            d. Serigala kelaparan.

[3] Kamu berada di sebuah pantai seorang diri. Lalu kamu menghadap ke laut dan meneriakkan sebuah kalimat. Kalimat manakah yang kamu teriakkan?
a. Dasar bodoh!                              b. Aku suka kamu!
c. Aku akan berusaha                     d. 1, 2, 3, tidak apa-apa!

[4] Kamu adalah seekor serangga yang tinggal di negeri serangga. Suatu hari, ada serangga baru yang pindah ke samping rumahmu. Manakah yang paling tidak kamu inginkan untuk tinggal berdampingan denganmu?
a. Laba-laba                                b. Serangga
c. Nyamuk                                  d. Ulat

[5] Kamu dan teman-temanmu sedang berkemah di gunung. Matahari sudah mulai tenggelam, kalian pun harus membereskan setiap pekerjaan. Pekerjaan manakah yang kamu pilih?
a. Membangun tenda                              b. Memancing di sungai.
c. Mengumpulkan kayu bakar.               d. Membuat api di tungku/api unggun.
e. Mencari makanan di hutan.

Jawaban.

[1] Menunjukkan siapa yang kamu cari saat kamu menemui masalah.
a. Bunga yang terpendek dan rendah menunjukkan orang yang posisinya setara denganmu. Memilih bunga ini menunjukkan kamu lebih memilih untuk berkonsultasi dengan teman terdekat atau sahabat ketika ada masalah.
b. Bunga yang paling tinggi dan paling panjang menunjukkan orang atau posisi yang jauh lebih tinggi darimu. Memilih bunga ini menunjukkan kamu lebih memilih untuk berkonsultasi dengan orang yang lebih tinggi kedudukannya seperti guru atau atasan ketika ada masalah.
c. Bunga biasa yang tidak tinggi tidak panjang menunjukkan senior atau orang yang sedikit lebih tua atau sedikit lebih berpengalaman darimu. Memilih bunga ini menunjukkan kamu lebih memilih untuk berkonsultasi dengan senior yang kamu anggap lebih berpengalaman ketika ada masalah.
d. Bunga yang mekar paling besar menunjukkan keluarga atau orang-orang terdekat yang paling mengerti dirimu. Memilih bunga ini menunjukkan kamu lebih memilih untuk berkonsultasi dengan keluarga ketika ada masalah.

[2] Menunjukkan ketakutan dan trauma yang kamu miliki. Semakin kamu ketakutan dan berusaha lari, kamu justru semakin tertekan.
a. Tanpa bentuk, menunjukkan ketakutan yang tidak jelas asalnya. Kamu orang yang perhatian pada hal-hal kecil yang orang kira tidak kamu perhatikan, seperti ekspresi muka atau suasana sekitar. Kamu merasa sebagai penyebab dari suasana yang memburuk dalam suatu acara yang kamu datangi, kamu merasa orang-orang di sekitarmu tidak benar-benar ingin berbicara denganmu. Kamu nampak ceria tapi sebenarnya kamu terisolasi karena ketakutan-ketakutan yang tidak nyata.
b. Guru yang marah, menunjukkan kamu sebagai orang yang terlalu percaya diri. Akibat dari rasa percaya dirimu itu cenderung jadi keras kepala dan merasa tidak membutuhkan bantuan dari orang lain. Meminta bantuan orang lain sama dengan kekalahan bagimu. Rasa percaya dirimu yang berlebihan adalah titik lemahmu.
c. Makhluk asing, menunjukkan ketakutanmu cenderung tidak berdasar. Kamu adalah tipe orang yang sangat hati-hati, akibatnya kurang berani mengambil kesempatan dan berakhir dengan pengalaman yang sedikit dan pengetahuan yang dangkal.
d. Serigala kelaparan menunjukkan ketakutanmu berasal dari orang dari masa lalumu yang kamu benci berurusan dengannya. Berurusan dengan mereka hanya akan membuatmu marah-marah dan merasa kesal.

[3] Menunjukkan tingkat refleksimu terhadap kehidupanmu.
a. Tingkat refleksi dirimu sekitar 30%. Ketika kamu merefleksi diri, kamu cenderung akan menyadari apa yang sudah terjadi dalam hidupmu dan merasa itu sebagai suatu tindakan yang bodoh. Kamu cenderung menyalahkan orang lain atas kegagalan yang terjadi dalam hidupmu.
b. Tingkat refleksi dirimu sekitar 50%. Kamu menyukai seseorang tetapi kamu punya hal lain yang harus kamu renungkan atau pikirkan sekarang ini.
c. Tingkat refleksi dirimu 80%. Kamu adalah orang yang berpikir posiitif dan berusaha untuk maju tidak peduli kegagalan-kegagalan yang sudah kamu alami.
d. Tingkat refleksi dirimu 5%. Kamu menerima segala sesuatu, tidak memikirkan secara serius apa yang terjadi dalam kehidupanmu.

[4] Menunjukkan orang-orang yang tidak bisa kamu terima.
a. Kamu benci orang yang seperti laba-laba, licik dan menjerat orang dalam perangkap jahatnya.
b. Kamu tidak suka orang yang bau, kamu juga tidak suka orang yang suka merugikan orang lain.
c. Kamu tidak suka orang yang ribut dan suka mengganggu ketenanganmu. Kamu suka berada di tempat yang tenang, di mana kamu bisa bertukar cerita dan pandangan dengan orang-orang terdekatmu. Kamu lebih memilih pertemanan yang sedikit tapi akrab dibandingkan yang banyak tapi dangkal.
d. Kamu tidak suka orang yang kamu rasa tidak sesuai untuk menjadi temanmu. Kamu menilai orang dari apa yang kelihatan, kalau dia kelihatan tidak menarik bagimu maka kamu tidak akan menjadi temannya.

[5] Menunjukkan kepribadianmu seperti apa.
a. Tenda menunjukkan tempat seseorang tinggal sementara. Kamu memilih membangun tenda, menunjukkan kamu adalah tipe pemimpin, namun di dalam hatimu kamu adalah orang yang serakah dan ingin mengambil semuanya untukmu. Kamu memiliki kemampuan yang memadai, tetapi temperamental dan banyak memberikan kritik.
b. Memancing atau mencari makanan merupakan hal yang penting saat berkemah. Memilih ini menunjukkan kamu adalah orang yang ingin mencari perhatian orang lain, ingin menonjol, dan ingin merasa dibutuhkan oleh orang lain.  Kamu adalah tipe populer yang melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan perhatian, meskipun hal itu belum tentu diperlukan.
c. Kamu memilih untuk mencari kayu bakar, hal yang dibutuhkan dalam berkemah tetapi perlu masuk hutan untuk mencarinya. Kamu adalah tipe yang pemalu dan lebih suka menjauh dari sorotan, tetapi serius dan terkesan bisa dipercaya. Kelemahanmu adalah pada kesan pertama. Kesan pertama yang buruk cenderung membuat dirimu terlihat jahat, tetapi kalau sudah mengenalmu, kesan pertama yang buruk itu juga hilang perlahan.
d. Api di tungku atau api unggun adalah tempat orang-orang berkumpul dan bersatu. Memilih ini menunjukkan kamu tipe yang penyayang dan suka bersahabat dengan orang lain. Kamu mudah mencintai orang lain. Kamu adalah tipe teman yang baik.
e. Makanan di hutan menunjukkan kamu adalah tipe orang yang tidak suka mengikuti ketentuan yang berlaku secara umum. Kamu adalah orang yang liar dan bebas dalam arti baik. Kamu perlu menjadi dirimu sendiri agar kamu bisa mengoptimalkan kemampuanmu.

Sekian kokologi kali ini. Sebenernya masih ada beberapa puluh pertanyaan lagi seputar diri dan cinta, tapi panjang banget bok. Nanti deh lain kali dilanjutin lagi pos kokologinya. Jari dan punggung sudah pegal, perut sudah lapar. Mau makan dulu, yuk bye! :p

Film Review: Chef (2014)

Deskripsi singkat:

Film ini bercerita tentang seorang chef (juru masak) yang memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai head-chef di restoran ternama di Los Angeles setelah konflik antara dirinya dan kritikus-sekaligus-food blogger menjadi perhatian media sosial di internet. Akibat konflik itu juga ia memutuskan untuk 'kembali ke awal', ke dirinya 10 tahun lalu di mana dia masih chef baru yang penuh semangat dan inspirasi serta penuh ide-ide baru dalam menciptakan makanan yang tidak hanya enak di lidah tetapi juga mampu menyentuh hati orang-orang.

Film ini ditulis dan disutradarai oleh Jon Favreau, dibintangi oleh dirinya sendiri sebagai pemeran utama dan Sofia Vergara, John Leguizamo, Emjay Anthony, Scarlett Johansson, Bobby Cannavale, Robert Downey, Jr., dll. Genre: drama komedi. Durasi: 114 menit.

Review:

Spoiler alert! Better not read it if you haven't watch the movie yet.

Seperti yang pernah disebutkan oleh entah-siapa-saya-lupa dalam sebuah talk show, 15 menit pertama sebuah film merupakan yang paling penting dari keseluruhan film. Kalau 15 menit pertama itu berhasil membuat penonton duduk diam dan menyaksikan filmnya dengan penuh perhatian, maka bisa dibilang film itu akan sukses. 15 menit pertama film ini sukses membuat saya duduk diam dan memperhatikan filmnya dengan seksama. Entah mungkin karena makanan yang ditayangkan? Entahlah. (Meskipun, menurut saya '15 menit pertama bagus = sukses' itu tergantung di mana penonton itu menonton film itu, apakah di bioskop atau di rumah lewat DVD/Blu-ray. Selain itu, dalam film sukses di awal tidak menjamin kesuksesan filmnya secara utuh.)

Ceritanya menarik, tentang seorang chef yang mencoba mencari kembali jati dirinya yang hilang setelah bertahun-tahun bekerja sebagai 'tukang masak' di restoran ternama di bawah perintah seorang bos yang bertindak semaunya. Ia kemudian menyadari apa yang terjadi dengan hidupnya dan mencoba menjadi manusia yang lebih baik. Ide besar ceritanya sebenarnya menarik, sayang alur filmnya berjalan lambat. Akibatnya, film jadi terasa berakhir dengan terburu-buru. Dan akhirnya sangat mudah ditebak. Happy ending. Selesai. Kurang twist atau konflik antar tokohnya, cuma percik-percik kecil seperti adu mulut. Itupun cepat selesainya.

Hubungan tiap karakternya pun mudah ditebak. Ayah dan anak yang jarang berkomunikasi. Ayah ibu yang sudah bercerai dan bergantian menghabiskan waktu dengan anaknya. Ayah yang sibuk bekerja dan tidak peka terhadap anaknya, merasa bahwa pergi ke sana kemari bersama anak itu merupakan kegiatan yang menyenangkan tanpa obrolan atau saling curhat dari hati ke hati. Mantan suami istri yang masih saling mencintai, dan si anak berharap mereka kembali bersama.  Mantan istri yang sukses dan sibuk, punya uang banyak dan ingin membantu mantan suami, tapi ditolak mentah-mentah karena masalah harga diri. Rekan kerja yang mendeklarasikan diri akan setia kawan dalam suka dan duka, lalu waktu ada goncangan segera saja memilih jalur yang lebih aman untuk karir mereka sendiri.

Tapi di luar semua hal-yang-mudah-ditebak-dari-film-ini di atas, secara naskah film ini cukup bagus. Memang hubungan tiap karakternya kurang tergali dan kurang berkembang, tapi karakter-karakter utamanya ya. Membuat saya berpikir kembali, kelak kalau saya punya sesuatu yang saya sangat cintai tapi lalu harus dilepaskan begitu saja karena hal sepele, apa saya bisa mengatasinya?

Bagian yang paling saya suka adalah saat Ramsey Michel akhirnya menerima tantangan Carl untuk datang lagi ke restoran itu dan mencicipi menu baru, tapi Carl sudah keluar dari restoran itu dan berhenti sebagai head chef di sana. Saya suka ketika Carl akhirnya mengungkapkan apa yang dia rasakan tentang kritik Michel, kalau kritiknya itu menyakitkan. Kalau dia terluka akibat kritiknya itu. Selain bagian ini, saya juga suka karena setiap karakter di sini mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Kalau sakit mereka bilang sakit, kalau marah mereka marah.

Oh ya, meskipun film ini ditulis ber-genre drama komedi, menurut saya filmnya kurang unsur komedi. Satu-satunya adegan yang bikin saya ketawa ngakak adalah booties. Serius, itu adegan paling konyol sepanjang film. Film ini saya rasa lebih banyak adegan yang mencoba membuat penonton tersentuh ketimbang tertawa. Beberapa berhasil membuat saya tersentu memang, beberapa tidak.

Satu hal yang jadi pertanyaan saya dari film ini adalah: ke mana semua makanan yang disiapkan Carl di rumahnya yang awalnya dia rancang untuk menantang Ramsey? Waktu Carl bilang dia sedang memarkir mobilnya, saya kira dia datang sambil membawa makanannya itu. Tapi ternyata tidak. Padahal dia juga menciptakan makanan tidak sedikit, dengan bahan makanan yang mahal pula tampaknya. Masakan sebanyak itu dia makan sendiri?

Kutipan kalimat yang paling saya suka dari film ini:
"Semua hal baik dalam hidupku, terjadi karena itu (memasak). Aku mungkin tidak mahir dalam segala hal. Aku tidak sempurna. Aku bukan suami yang baik, dan aku minta maaf kalau aku bukan ayah yang baik. Tapi bagus dalam ini (memasak). Dan aku ingin membaginya denganmu. Aku ingin mengajarkanmu apa yang sudah kupelajari." - Carl Casper
 Terakhir, suka sekali dengan karakter Percy di film ini. Si kecil berwajah manis yang cool. Keren! Paling suka dengan kalimat Percy yang ini:
"Lalu? Aku dengar kata-kata kasar setiap waktu."
Itu waktu ayahnya melarang Percy ikut ke dapur saat ayahnya sedang memasak karena di dapur banyak kata-kata kasar yang keluar. Dia memang sangat cool. Dan manis. :p

Secara keseluruhan film ini bagus untuk ditonton kalau kalian ingin menonton sebuah film yang enak (dalam konteks makanan), sebuah film keluarga, dan film tentang pencarian jati diri. Tapi film ini tidak baik ditonton saat lapar atau saat sedang tidak punya uang, hanya akan membuat kalian meringis miris lihat makanan-makanannya yang tampak enak dan mahal. Film ini juga tidak baik ditonton untuk--yang seperti saya--banyak maunya, tapi tidak tahu mulainya dari mana dan bagaimana. Karena begitu nonton film ini, jadi pengen kursus masak, pengen jadi chef tapi itu pasti butuh waktu, tenaga, dedikasi, dan duit yang tidak sedikit. So silly of me.

Saya beri nilai 7,2/10,0. 

ps: 0,5 - 1 poinnya berasal dari makanan-makanan enak yang ditampilkan di flm ini, hahaha. Although IMDb rating is higher than mine, I think that's a bit overrated. And maybe all those people who gave good rating for the film--just like me--are those who couldn't resist all the delicious food that was shown here.)

Selasa, 07 Oktober 2014

Couldn't Agree More About This: Indonesian Wedding is Ridiculous

sumber gambar: Facebook
Don't you think so?

Buat satu pesta pernikahan aja, bisa ngabisin biaya puluhan sampai ratusan juta. Uang yang didapat dari kerja keras tahunan yang lalu ditabung-tabung, terus dihabiskan buat pesta pernikahan yang cuma beberapa saat (dan bikin capek juga), dan dipakai buat ngasih makan orang yang nggak dikenal (meskipun mereka ngasih 'uang selamat', tetep aja nggak seimbang).

Tapi anehnya, orang Indonesia masih aja ngejalanin ritual ini. Kadang-kadang sampai harus hutang pun rela demi pesta pernikahan (atau pesta-pesta yang lain).

Mumpung masih lajang, mari cuci otak emak (#AjakanUntukDiriSendiri) biar rela ntar kalo anaknya nikah perayaannya kecil-kecilan aja. Nggak pake adat, nggak pake perayaan di gedung besar. Kecil-kecilan aja dan pake ala internasional (kalo bisa lakinya internasional juga hahahaha :p).
Sayang uangnya~

Senin, 06 Oktober 2014

Film: Miss Granny (수상한 그녀) - 2014






Sudah lama nggak pos tentang film... Jadi, mari kita mulai!

Deskripsi singkat:

Miss Granny (Hangul: 수상한 그녀; RR: Susanghan Geunyeo; lit. "Suspicious Girl") adalah sebuah film drama komedi (dirilis tahun 2014) dari Korea Selatan yang disutradarai oleh Hwang Dong-hyuk. Na Moon-hee berperan sebagai seorang perempuan usia 70-an yang secara magis kembali menjadi gadis usia 20-an (Shim Eun-kyung) setelah difoto di sebuah studio foto misterius. Film ini dirilis di bioskop pada tanggal 22 Januari 2014 dan menjadi box office hit dengan penjualan sebesar 8.656.417 tiket dan menghasilkan pendapatan sebesar 6,25 Triliun Won. ---------- (baca lebih lanjut: Wikipedia)

Review:
Sejujurnya, awalnya agak malas menonton film ini. Karena kurang tertarik dengan tokoh utamanya--soalnya untuk genre ini, biasanya cuma nonton yang pemain utamanya Cha Taehyun--lagipula kurang tahu juga dia itu siapa. Tapi akhirnya nonton juga. Karena ada Lee Jin Wook.
Sumber gambar: Google
Awal cerita jalannya lambat sekali (atau mungkin keseluruhan film ini jalannya lambat? Sepertinya sih begitu). Ditambah lagi durasi yang lumayan panjang yaitu lebih dari dua jam, membuat semakin malas menonton film ini. Sampai akhirnya muncul Jinyoung dengan tampang manis tapi bloon-nya itu.
Sumber gambar: Google

Tapi tengah-menuju-akhir film, alurnya lebih cepat dari yang awal. Bahkan sampai dapat kesan kalau terlalu cepat, seolah-olah diburu waktu.

Soal cerita, cukup menarik. Tapi cukup klise (Iya nggak sih? Atau aku aja yang mikir begitu?) Tentang nenek-nenek, terus berubah secara magis jadi muda, terus terjadilah kekonyolan-kekonyolan akibat perubahan itu. Kayaknya film-film kayak ini bukan cuma sekali dua kali deh pernah nonton. Meskipun bukan persis nenek-nenek berubah jadi muda, intinya si pemerannya berubah dan terjadi kekonyolan. Klise.

Tapi aku suka pesan yang mau disampaikan sama film ini: jangan lupa atas jasa-jasa orang tua yang sudah membesarkanmu. Beberapa adegan cukup mengharukan, sampai-sampai ikutan nangis segala. Tapi sambil nangis, sambil ketawa juga karena adegannya mengharukan tapi konyol.

Oh iya, di film ini juga kan ada beberapa adegan main band. Nah, lagu-lagunya cukup bagus. Walaupun sayang sempat kena kasus plagiarisme katanya. Entah bagaimana kelanjutan kasusnya, tapi yang pasti lagunya bagus (dua-duanya, baik lagu yang dipakai di film maupun lagu yang katanya ditiru di film ini).

Aku kasih nilai 7.0/10.0 untuk film ini, karena berhasil bikin nangis.

Kamis, 25 September 2014

Jawaban Untuk Setiap Kebutuhan

Baru saja aku selesai bicara dengan Ibu. Suaranya terdengar sehat, meski beliau memperingatkanku untuk menjaga kesehatan karena cuaca yang mulai buruk. Semalam aku bermimpi tidak enak yang membuat perasaanku tidak karuan seharian ini. Aku tidak bertanya apa kabarnya memang. Itu bukan gayaku. Aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Tapi aku bersyukur karena beliau terdengar baik-baik saja. Ya, aku memang anak yang pengecut.

Ibu bertanya kenapa aku belum bekerja juga? Aku menjelaskan padanya, mungkin memang belum berjodoh dengan perusahaan-perusahaan yang memanggilku di waktu lalu. Ibu berkata aku harus lebih banyak berdoa. Bahkan kalau perlu aku juga melakukan puasa, katanya. Aku harus mengingat bahwa aku harus banyak berdoa pada Tuhan kalau aku ingin mendapatkan pekerjaan, katanya.

Ah, aku tidak mau menyiksa diriku sendiri, kubilang. Aku berdoa pada-Nya, dan itu sudah cukup menurutku. Tuhan pasti akan memberikanku pekerjaan bila memang aku berjodoh dengan pekerjaan itu kataku. Lalu ibuku berkata kalau teman-temannya mengira aku belum juga bekerja karena nilaiku yang dibawah rata-rata.

Aku kesal mendengarnya dan menumpahkan sedikit kekesalanku pada Ibu. Aku tahu itu salah. Tapi aku bahkan terlalu gengsi untuk minta maaf. Memang dasar aku ini anak pengecut. Tapi ya, ibu juga pasti tahu kalau memang bukan gayaku seperti itu.

Kami mengobrol cukup lama. Lalu Ibu bertanya tentang salah satu temanku. "Bagaimana kabarnya? Apa dia sudah mendapat pekerjaan?" tanya ibuku. Yah, kabarnya baik dan sekarang sedang sibuk bekerja. Kataku.

Lalu terlintas rasa iri dalam diriku. Ah, kenapa dia bisa begitu mudah mendapatkan pekerjaan sementara aku begitu sulit hanya untuk mendapatkan sebuah? Padahal ini, padahal itu, padahal.. padahal.. dan padahal lainnya mulai bermunculan satu-satu di kepalaku. Aku mencari alasan yang justru membuatku kelihatan makin seperti pecundang.

Saat Ibu sedang terdiam, barulah aku rasa aku mengerti alasannya. Dia membutuhkan pekerjaan, sedangkan aku? Alasanku ingin bekerja adalah untuk mengumpulkan uang untuk liburan. Dan aku sudah menyerah untuk memenuhi nazarku di akhir tahun depan. Mungkin baru akan terpenuhi dua atau tiga tahun lagi. Entahlah, hanya saja pasti aku akan memenuhinya.

Aduh, aku jadi melantur. Dari pembicaraanku dengan ibuku, aku menyadari satu hal: Tuhan memberi lebih pada yang membutuhkan lebih. Tuhan memberikan dalam takaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, tidak kurang tidak lebih. Sekarang, tinggal aku saja yang memenuhi bagianku untuk berusaha dan berdoa. :D

Gambar diambil dari sini

Minggu, 21 September 2014

Tentang Pernikahan Impian

Kali ini gue mau ngomongin soal pernikahan atau perkawinan,

sumber Google Images
Jadi sekarang ini gue lagi baca bukunya Ayu Utami yaitu "Pengakuan Eks Parasit Lajang". Sebelumnya udah selesai baca edisi sebelumnya dari trilogi parasit lajang juga, "Si Parasit Lajang" dan "Cerita Cinta Enrico". Seru banget baca buku ini dan gue menemukan beberapa pertanyaan yang dulu pernah gue pertanyaakan tentang seksualitas dan agama yang dipertanyakan juga sama Ayu Utami di buku ini (Yes! Pertanyaan gue sekelas pertanyaan Ayu Utami. Eh? Wkwkwkwk.).

Anyway, di terbitan hari ini (Kata bahasa Indonesia yang benar untuk postingan itu apa sih? Sampe sekarang masih belum tahu, dan belum pernah nyari tahu juga sih. :p) gue mau ngomongin soal apa yang gue harapkan(?) atau pikirkan belakangan ini tentang pernikahan. Yah, apalagi sekarang umur udah mau 23, meskipun bukan waktunya untuk mikirin pernikahan, belakangan ini gue lumayan kepikiran tentang hal satu ini, apalagi karena baca trilogi di atas. Menambah alasan untuk mikirin pernikahan. Hihihi.

Dari masih kecil gue udah membayangkan tentang pernikahan impian. Sebuah pernikahan yang meriah, ramai tetamu, mewah (kalau sanggup), romantis, dan lelaki tinggi-gagah-nan-tampan sebagai pangeran gue (nggak harus berkuda).  Gue rasa sih semua itu gara-gara gue suka baca buku cerita putri dan pangeran, yang mengakhiri semua ceritanya dengan pernikahan yang meriah dan dihadiri rakyat kerajaan. Udah gitu suka nonton sinetron pula (lebih ke sering sih, akibat Ibu suka nonton sinetron) yang aktor utamanya menjalani pernikahan yang bahagia.

Selama belasan tahun gue memimpikan pernikahan a la kerajaan dongeng kayak gitu. Saking berlebihannya impian gue, gue pernah mengharapkan pernikahan di luar negeri yang semua undangannya gue yang tanggung akomodasinya (sejujurnya malu mengakui ini, tapi sampe sekarang pun menurut gue ini impian paling nggak masuk akal pertama yang pernah gue impikan. Ini mungkin kalo gue kawinnya sama anggota kerajaan Eropa misalnya, tapi ya mana mungkin kan -_-).

Lalu beberapa tahun lalu gue bermimpi menikah dengan ritual Batak Toba yang asli, kayak di kampung-kampung. Tapi nggak dilaksanain di kampung. Soalnya pernikahan adat Batak Toba yang ada di kota sama di kampung udah beda perayaannya. Di kota perayaannya lebih cepet dan nggak ribet, di kampung masih ribet banget. Jangankan kota dan kampung, di Bandung sama Jakarta aja tata caranya ada yang beda. Padahal sama-sama kota.

Tapi beberapa bulan yang lalu, waktu ada dua sepupu yang menikah dan gue lihat langsung prosesinya, mendadak gue jadi nggak pengen nikah dengan adat batak. Gue tahu berapa biaya yang dikeluarin dua sepupu gue itu kira-kira untuk pesta pernikahan itu dan itu bukan uang yang sedikit menurut gue. Sayang banget gitu rasanya uang yang dikumpulin dengan kerja keras oleh pengantin dan orang tuanya mungkin, berakhir jadi sampah dan ampas manusia, lalu yang tersisa cuma lelah dan foto-foto serta video. (Nggak cuma dua sepupu gue yang menikah beberapa bulan lalu, semua orang yang gue kenal dan udah menikah semuanya berpendapat sama di menjelang akhir pesta pernikahan mereka, capek banget.)

Mungkin juga ini karena gue sekarang lagi dalam proses nyari kerja dan belum apa-apa udah ngerasa kalau nyari duit itu susah makanya gue bisa mikir begitu. Tapi beneran gue ngerasa kok sayang banget uangnya. Padahal dengan uang yang dipakai untuk pesta, pengantin bisa aja liburan ke mana gitu atau beli barang-barang pengisi rumah, atau mungkin disumbangin, atau apalah yang lebih bermakna dan berguna.

Jadi lewat cuap-cuap ini, gue mau bilang ke udara, siapa tahu udara bisa menyampaikan buah renungan gue ini ke calon pasangan gue kelak. Gue nggak mau nikah yang pestanya mahal-mahal, kalo bisa bahkan nikahnya cuma di Catatan Sipil aja (boleh ditambah nikah agama kalo dirasa perlu atau sebaliknya, terserah). Kalaupun ada uang yang terkumpul, mending buat beli barang yang lebih berguna, buat disumbang, sama buat liburan aja. Kalaupun kedua keluarga kita nggak setuju sama cara ini, toh yang mau nikah aku dan kamu, kita jalaninya pake cara kita aja. Itupun kalau kamu mau menikah dengan cara itu.

Jadi, gue, Nova Simbolon yang sekarang ini, sudah lebih realistis pendapatnya soal pernikahan. Pernikahan itu bukan soal gaunnya, pestanya, perayaannya, undangannya, makanannya, atau bahkan siapa yang menerbitkan suratnya. Bagi gue sekarang, pernikahan itu soal siap atau tidaknya dua manusia (dengan dua keluarga yang mengikuti mereka), menjadi satu bagian yang lebih besar dan berusaha untuk padu padan satu sama lain. Pernikahan itu soal siap atau tidaknya hidup satu rumah dengan orang yang isi kepalanya berbeda dengan isi kepalamu. Sama kayak pendapatnya A, siapa yang memimpin siapa itu tidak penting, yang penting adalah setara tapi saling menghargai antara suami dan istri.

Semoga pasangan gue kelak mengerti dan nggak mengharapkan pesta pernikahan yang muluk-muluk. Amin.

Selasa, 09 September 2014

Tabel Konversi IPK ke Nilai. Turns Out I'm Not As Stupid As I Thought I Was.





C.G.P.A. Conversion Table

4.0 Scale
4.3 Scale
4.5 Scale
5.0 Scale
100 Points Scale
3.97 ~ 4.0
4.26 ~ 4.3
4.46 ~ 4.5
4.95 ~ 5.00
100
3.92 ~ 3.96
4.22 ~ 4.25
4.41 ~ 4.45
4.90 ~ 4.94
99
3.88 ~ 3.91
4.17 ~ 4.21
4.36 ~ 4.40
4.84 ~ 4.89
98
3.84 ~ 3.87
4.12 ~ 4.16
4.31 ~ 4.35
4.79 ~ 4.83
97
3.80 ~ 3.83
4.08 ~ 4.11
4.26 ~ 4.30
4.73 ~ 4.78
96
3.75 ~ 3.79
4.03 ~ 4.07
4.21 ~ 4.25
4.68 ~ 4.72
95
3.71 ~ 3.74
3.98 ~ 4.02
4.16 ~ 4.20
4.62 ~ 4.67
94
3.67 ~ 3.70
3.93 ~ 3.97
4.11 ~ 4.15
4.57 ~ 4.61
93
3.62 ~ 3.66
3.89 ~ 3.92
4.06 ~ 4.10
4.51 ~ 4.56
92
3.58 ~ 3.61
3.84 ~ 3.88
4.01 ~ 4.05
4.45 ~ 4.50
91
3.49 ~ 3.57
3.75 ~ 3.83
3.91 ~ 4.00
4.34 ~ 4.44
90
3.41 ~ 3.48
3.65 ~ 3.74
3.81 ~ 3.90
4.23 ~ 4.33
89
3.32 ~ 3.40
3.56 ~ 3.64
3.71 ~ 3.80
4.12 ~ 4.22
88
3.24 ~ 3.31
3.46 ~ 3.55
3.61 ~ 3.70
4.01 ~ 4.11
87
3.15 ~ 3.23
3.37 ~ 3.45
3.51 ~ 3.60
3.90 ~ 4.00
86
3.07 ~ 3.14
3.27 ~ 3.36
3.41 ~ 3.50
3.79 ~ 3.89
85
2.98 ~ 3.06
3.18 ~ 3.26
3.31 ~ 3.40
3.68 ~ 3.78
84
2.90 ~ 2.97
3.09 ~ 3.17
3.21 ~ 3.30
3.57 ~ 3.67
83
2.81 ~ 2.89
2.99 ~ 3.08
3.11 ~ 3.20
3.45 ~ 3.56
82
2.72 ~ 2.80
2.90 ~ 2.98
3.01 ~ 3.10
3.34 ~ 3.44
81
2.64 ~ 2.71
2.80 ~ 2.89
2.91 ~ 3.00
3.23 ~ 3.33
80



Di atas itu tabel konversi IPK (atau GPA) ke nilai dalam skala 100, gue dapet dari Guidelines pendaftaran beasiswa ke luar negeri. Setelah liat itu, gue ngerasa sedih karena belakangan ini udah mengasihani diri sendiri akibat IPK yang nggak sampe angka 3.00 dari skala 4.00.

Entah salah siapa gue bisa sampe mengasihani diri sendiri, tapi kemungkinan besar itu karena omongan orang-orang yang ketemu gue dan pas tau IPK gue nggak nyampe 3.00, mau dosen mau orang-orang lainnya, selalu bilang "Kenapa IP-nya nggak sampe 3.00? Nanti susah nyari kerja loh. Naikin sana IP-nya." atau semacamnya.

Akibat dari omongan itu gue jadi menyalahkan diri sendiri, ngerasa kalau gue itu bego karena IPK nggak sampe 3.00. Padahal kalau berdasarkan konversi di atas, nilai gue ternyata lebih dari 80. Nggak seburuk yang gue kira. Dan bukannya kalau segitu aja udah cukup baik?

Ayolah, mereka yang nggak ngejalanin belum tentu bisa kayak gue. Dapet nilai di atas 80 dengan kurang usaha selama kuliah. Yah, meskipun nilai-nilai yang gue dapet itu bisa aja ada hasil belas kasihan dosen-dosen buat mahasiswa macam gue yang IP-nya nggak sampe 3.00 ini.

Dari hasil kuliah gue, gue belajar banyak hal dan itu yang penting. Bukan cuma nilai IPK. Mulai sekarang, gue mau bangga karena udah lulus kuliah. IPK gue mungkin nggak sampe 3.00, tapi bukan berarti gue itu bego atau nggak bisa dapet kerja. Gue nggak mau bikin hasil kerja keras emak gue buat nyekolahin gue sampe jadi sarjana berakhir dengan gue yang justru mengasihani diri.

Sekarang, mari hidup lebih layak. Cari kerja magang yang banyak, terus kumpulin uangnya dan liburan kitah!! 잘 먹고 잘 살자 이제!!