Jadi pendeta hari ini berkata, "Orang yang melakukan masturbasi, gay, lesbian, biseksual, transgender, adalah orang-orang yang hatinya tidak dipenuhi oleh Roh Kudus. Karena kalau hatinya dipenuhi Roh Kudus, mereka pasti tidak akan melakukan itu lagi." (<---- hasil intisari kalimat, bukan hasil kutipan asli).
Lalu waktu denger itu, yang pertama gue terpikir adalah "Yang bener aja!". Entah kenapa. Lalu sambil pendeta terus bicara dan menyebutkan semua hal di atas sebagai "kegiatan" yang berdosa, gue berpikir apa tidak ada pendeta yang tidak menganggap itu sebagai kegiatan dosa? Yang menerima keberadaan "monster-monster" (kalau seperti yang diistilahkan oleh pendeta ini) itu sebagai orientasi seksual, bukan sebagai kegiatan? Gue pernah denger ada ustadz yang mengakui lgbt bukan sebagai kegiatan, tapi adakah pendeta yang seperti itu? Penasaran jadinya.
Setiap denger yang begini, selalu jadi bingung sendiri. Padahal katanya ajaran Kristus yang utama adalah kasih, sementara kasih yang diajarkan Tuhan itu tidak menghakimi (seperti yang diajarkan di khotbah Tuhan di bukit). Nggak cuma di agama Kristen aja sih, di hampir semua ajaran katanya mengajarkan kasih-mengasihi tapi kenapa mereka begitu keras menghakimi orang lain yang berbeda dengan mereka? Miris gue jadinya. Semoga gue nggak jadi orang yang suka menghakimi orang lain, terutama dalam orientasi atau preferensi seksual orang lain.