Selamat
malam semuanya, atau sore atau siang atau pagi atau subuh bahkan bagi siapapun
di luar sana yang membaca blog ini. Kali ini gue mau post tentang Kekerasan Dalam Pacaran (KDP).
Kenapa?
Yah karena memang fenomena ini
ternyata sudah cukup lama terjadi, cuma baru beberapa tahun belakangan ini aja
digolongkan sebagai salah satu bentuk tindak kekerasan terhadap manusia lain
*itu se-sok-tau gue aja sih, so cmiiw*
Kok
tumben bikin post yang agak bener?
Gapapa sih, cuma pengen berbagi aja dari
apa yang gue dapatkan baik dalam kuliah atau hidup sehari-hari, dan terlebih
karena sekarang gue sedang jadi relawan di Yayasan Pulih yang memang mengangkat
isu-isu kekerasan pada perempuan (ga tertutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki) makanya
gue memutuskan untuk membuat post soal ini. Begitu....
Kenapa
sih gue milihnya post soal KDP dulu?
Karena dari fenomena yang gue liat,
banyak orang yang gak
merasa (atau kalopun mereka merasa, mereka cenderung menyangkal) kalo mereka
sedang jadi korban dari tindak kekerasan dalam pacaran. Kok bisa begitu? Wajar,
karena dari apa yang gue liat sih, bentuk perilaku/tindak kekerasannya itu
sendiri sangat subtle, artinya gak
kentara dan gak tampak seperti kekerasan, bahkan kadang dianggap sebagai bentuk
perhatian dan kasih sayang dari sang pacar.. makanya
wajar kalo ada juga yang tidak menyadari sedang jadi korban KDP.
Nah,
apa sih KDP
itu?
Segala
bentuk kekerasan, perilaku mengontrol, dan agresif yang terjadi dalam hubungan
pacaran.
Apa
aja tuh bentuk tindakannya?
Macem-macem, mulai dari verbal,
emosi, fisik, dan/atau seksual. Contohnya gak ngebolehin pacarnya bergaul
dengan orang lain (kalo dari apa yang gue liat sih biasanya nggak ngebolehin
bergaul sama lawan jenis), memaki, cemburu buta, mengancam kalo keinginannya gak
diturutin (ngancem diputusin misalnya atau apa gitu), memukul, sampai memaksa
meraba, mencium, atau bahkan melakukan hubungan seksual.
Siapa
yang bisa jadi pelaku KDP?
Biasanya sih laki-laki, tapi bukan
berarti gak ada perempuan yang jadi pelaku KDP loh.. ada juga perempuan yang
melakukan tindak KDP sama pacarnya hanya jumlahnya memang sangat sedikit. Kenapa
lebih banyaknya laki-laki itu karena tindak kekerasan dianggap sebagai sesuatu
yang maskulin atau macho. Kalo di
kelas Paradigma Feminis sih pernah dibilang juga kalo itu salah satu cara yang
diyakini laki-laki harus dilakukan untuk mendapatkan power atau kekuasaan atas perempuan—akibat dari budaya patriarki
sih kalo kata dosennya.
Kalo
korbannya?
Korbannya pun sama seperti
pelakunya, biasanya sih perempuan, tapi bisa juga terjadi pada laki-laki.
Kenapa
bisa seseorang jadi korban KDP?
Karena biasanya mereka ngerasa itu sebagai bentuk
kekerasan. Pepatah aja sampai bilang: cemburu tanda cinta, katanya. So, wajar kalo
ada orang yang pacarnya udah cemburu buta sampai mengekang hak-haknya tapi gak
nganggep itu sebagai sesuatu yang mengganggu dan malah nganggep kalo itu tuh
perwujudan rasa cinta dari pasangan. Makin cemburu ya artinya makin cinta.
Padahal, kalo menurut Erich Fromm cinta itu: union with somebody or something outside
oneself, under the condition of retaining the separateness and integrity of one’s
own self (Fromm, 1981). Fromm percaya kalo yang namanya cinta itu saling
berbagi satu sama lain, tanpa menghilangkan kebebasan dan integritas salah
satu. Cinta itu memadukan dua orang menjadi satu, tapi tetap dua. Artinya membatasi
lingkup pergaulan pacar, melarang pacar melakukan ini atau itu, sering ngambek
sama pacar itu bukan tanda cinta. Tapi jangan salah kaprah! Bukan berarti kalo
pacar melarang atau cemburu artinya mereka sedang melakukan tindak kekerasan. Perilaku-perilaku
yang katanya ‘tanda cinta’ itu menjadi tindak kekerasan kalo dilakukan untuk
meraih power atas orang lain.
Nah,
tadi ‘kan udah disebutin kira-kira apa aja bentuk tindak kekerasannya, sekarang
gue sebutin jenis-jenis kekerasannya secara umum..
- Kekerasan fisik. Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit secara fisik, jatuh sakit, atau luka berat. Contohnya memukul, menendang, menyundut dengan rokok, mencekik, dll.
- Kekerasan psikis. Perbuatan yang menyerang psikologis korban, yang menyebabkan ketakutan & hilangnya rasa percaya diri. Contohnya kekerasan verbal (penghinaan), dilarang berhubungan dengan keluarga atau teman, harus selalu lapor pada pacar pergi kemana-dengan siapa-apa yang dilakukan, sering membatalkan janji untuk alasan yang nggak jelas, cemas atau takut bikin pacarnya marah, sering melewatkan acara-acara penting dengan teman atau keluarga, hampir selalu menemani pacar setiap saat. Jenis kekerasan ini sih yang biasanya banyak terjadi dan gak disadari.
- Kekerasan ekonomi. Terus-terusan minjem uang dengan janji-janji, membatasi/melarang/memaksa pasangan untuk bekerja.
Kalau
ada temen atau saudara atau anak kita atau mungkin diri sendiri pernah/sedang
mengalami salah satu dari contoh-contoh di atas, maka dia/Anda butuh dukungan
dan bantuan kita untuk bisa lepas dari situasi tersebut.
Kenapa
harus dibantu? Karena biasanya korban itu mengalami kesulitan untuk bisa
melepaskan diri dari pelaku, gara-garanya: dia merasa terlalu sayang dan cinta
sama pacar, takut pacar marah dan malah menyakiti kalo ditinggalin, gabisa
bedain antara romantis dengan cemburu dan posesif, ada temen yang ngeharusin
dia punya pacar dan mempertahankan hubungan, dia ngerasa kesepian dan gak deket
sama keluarga, atau merasa gak pede dan gak berharga.
Apa
yang bisa dilakukan?
1. Jangan salahin dia karena gabisa lepas dari pelaku
2. Bilang baik-baik sama dia kalo kita sebagai orang
terdekat itu khawatir sama dia
3. Tawarin dia buat cerita masalahnya sama kita dan jadilah
pendengar yang baik
4. Tanya dia gimana caranya kita bisa bantu dia. Lalu ajak
dia buat cari bantuan (pihak sekolah, dokter, polisi, LSM, atau psikolog).
5. Cari informasi selengkap mungkin tentang KDP dan
lembaga yang bisa kasih pendampingan untuk korban kekerasan.
6. Kasih informasinya sama dia dan bantu dia bikin
rencana penyelamatan diri.
7. Cermati perilakunya.
8. (Yang paling penting, menurut gue) Tetap sabar,
memahami, dan mendukung dia karena penyelamatan diri ini prosesnya bisa panjang
banget dan makan waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin dana yang lumayan
Perhatiin,
hal-hal ini gaboleh dilakukan! Yaitu,
- Sikap menilai dan menyalahkan (ingat poin 1)
- Terburu-buru dan maksa dia buat melakukan atau memutuskan sesuatu (ingat poin 8)
- Mengkritik dia (ingat poin 2)
- Konfrontasi langsung pacarnya karena itu bisa membahayakan dia (ingat poin 8)
Kalau
kita sama sekali ngerasa ga sanggup bantu dia, minta bantuan dari orang lain
misalnya guru atau lembaga yang memang biasa ngasih pendampingan buat korban
kekerasan, misalnya Yayasan Pulih.
YAYASAN
PULIH – Untuk Pemulihan dari Trauma dan Intervensi Psikososial
Hotline :
088-8181-6860 atau 021-982-86-398
www.pulih.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar